Page 75 - Ebook Anugerah Pewarta Foto BPJS Ketenagakerjaan 2024
P. 75

onsel berdering pagi minggu, Julia          Ia pernah memandi kan jenazah hingga
                  bergegas mengangkat ponsel dan          mengkafani tetangganya yang muslim saat
           P menyapa penelpon dengan hangat dan           masih tinggal di Surabaya.
            ramah. “Bisa.....lokasinya dimana?....almarhum    Waktuku memang kuhabis kan untuk merias
            sudah dimandikan dan di formalin kan belum?,   jenazah, hampir 24 jam melayani panggilan untuk
            berada di rumah duka apa rumah sakit?”, sambut   merias jenazah. Kadang pagi hari, siang bahkan
            Julia. Boleh dishare lokasi nya kak? “Baik kalo   dini hari. Semua kujalani dengan sepenuh hati.
            begitu, perkiraan satu jam lagi saya usaha kan   Aku tak bisa menolak panggilan untuk merias,
            sudah sampai di sana ya”. Sambil memoles      bagiku penolakan akan membuat orang yang
            alis dan muka secepatnya dan membawa          di tingg al kan makin sedih. Profesi yang kujalani
            makanan cemilan, ia bergegas memasang         tak hanya sekedar profesi yang dijadikan sebagai
            sepatu dan melompat ke dalam mobil melaju     mata pencarian, aku punya komitmen untuk
            ke kawasan Pluit dari Cileungsi Kabupaten     menjalani fungsi sosial dan pelayanan. Sedari
            Bogor. Perlengkapan kosmetik semua sudah      kecil aku memang mendambakan untuk menjadi
            siap di dalam mobil nya.                      perias jenazah, profesi yang mulia menurutku.
                Namaku Juliawati (48 Tahun), seorang          Merias jenazah tidak segampang merias
            perias profesion al khusus jenazah. Aku menyebut-  wajah orang yang masih hidup. Tidak bisa
            nya pela yan an untuk profesiku ini. Sebuah   meminta menggerakan kepala jenazah sesuai
            profesi yang tak banyak peminat nya dan jarang   yang kita inginkan. Belum lagi, jenazah yang
            terlihat di publik. Hampir empat tahun kujalani   sudah meninggal lebih dari dua jam atau yang
            profesi ini. Sebelum beralih profesi sebagai   sudah diformalin, memiliki tekstur kulit yang
            perias jenazah, aku pernah menjadi penjahit   sudah mengeras dan kaku. Ini menjadi tantangan-
            perancang busana di kawasan Pluit Jakarta     nya ketika kosmetik atau bahan make up tidak
            Utara dan jauh sebelumnya pun pernah memiliki   bisa digunakan secara sempurna saat kulit
            usaha kecil rumah jahit saat di Surabaya.     wajah dan sekitarnya mulai mengeras. Riasan
                Banyak yang menganggap profesi perias     jenazah harus memberikan kesan orang tersebut
            jenazah sebagai sesuatu pekerjaan yang tak    tengah tertidur lelap dengan tenang dan yang
            lazim. Padahal, mempercantik jenazah untuk    ditinggalkan tidak larut dalam kesedihan.
            meninggalkan kenangan yang baik buat keluarga,    Untungnya aku memiliki seorang putri yang
            adalah hal yang penting bagi umat Kristiani   sudah beranjak dewasa dan mandiri yang mema-
            dan Budha. Julia, panggil an akrabnya memang   hami profesiku ini. Kadang waktuku tak cukup
            aktif di kegiatan sosial dan pelayanan di gereja.   banyak untuk berkumpul dan bertemu, hidupku
            Ia tak sungkan mem bantu orang-orang dalam    banyak di jalanan berkendara mobil kesana kemari
            pelayan an kedukaan.                          demi mengejar waktu untuk merias jenazah.




                                                          Anugerah Perwata Foto BPJS Ketenagakerjaan 2024  71
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80