Page 41 - Ebook Anugerah Pewarta Foto BPJS Ketenagakerjaan 2024
P. 41
ogyakarta gegeran darurat sampah. Bambang mempekerjakan lima karyawan
Pada suatu ketika, Tempat Pembuangan pengangkut sampah rumah tangga, salah
Y Akhir (TPA) Piyungan ditutup demi satunya adalah Sugeng (25 tahun). Ia dan tim
pemeliharaan. Pusat pembuangan sampah bekerja lima hari dalam sepekan. Ruang jelajahnya
bagi warga Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta meliputi area Kalurahan Sariharjo bagian selatan.
pada akhirnya ditutup permanen oleh Pemerintah Rumah kami termasuk area yang mereka layani
Provinsi DIY pada 1 Mei 2024. dua kali seminggu, tiap Senin dan Kamis, mereka
Yogyakarta kelabakan, pengusaha angkut keliling mengangkut sampah mulai pukul 05.00
sampah skala rumahan kalang kabut, karena hingga 10.00 WIB.
mereka lah yang selama ini menjadi pemungut Sugeng Putera Wonogiri, sudah menetap
sampah rumah tangga warga berbasis langganan. di Yogya selama tiga tahun terakhir. Pria lulusan
Mereka yang dulunya mengeluarkan kocek SMP ini pernah merantau di Solo, menjadi
Rp 150.000,- per truk sampah, kini biayanya buruh di pabrik krupuk. Hanya betah di sana
meningkat hingga sepuluh kali lipat. Kenaikan satu tahun, ia mencoba peruntungan di
biaya ini untuk membayar lokasi pembuangan Yogyakarta, bekerja di warung bakso.
lain yang dimiliki oleh perseorangan. Warga Semesta mempertemukannya dengan
yang tidak sanggup berlangganan, namun jodohnya, Laila Destiana (22 tahun), sesama
juga tidak mampu bertanggung jawab atas pekerja warung bakso di sana. Sugeng dan Laila
sampahnya akhirnya membuang di sembarang memutuskan untuk bekerja secara mandiri, lebih
tempat. Aroma busuk sampah menguar di fleksibel dalam mengurus keluarga kecil mereka
segala penjuru. begitu Davina Nur Lativa (3 tahun), buah cinta
Saya berlangganan jasa angkut sampah mereka lahir. Sugeng, Laila, dan Davina kemudian
kepada Margono dan Bambang, bapak-anak hidup menumpang di rumah kontrakan orang
pengusaha angkut sampah perseorangan. tua Ela, Sutiono (54 tahun) dan Musinah (50
Mereka menyewa tanah dekat kuburan seluas tahun) di Sleman, Yogyakarta; bersama dua anak
1000-an meter persegi untuk dijadikan lain dari pasangan Sutiono dan Musinah.
penampungan sampah sementara. Di sana Rumah berukuran 5mx4m ini tentu terlalu
mereka mengelola sampah dengan lakukan sesak untuk memuat tujuh manusia, terlebih
pemilahan antara sampah organik dan pe ker jaan Sutiono sebagai tukang rongsok
nonorganik. Sebagian sampah nonorganik mem buat rumah tinggal mereka sebagai tempat
bisa dijual kembali. Sampah organik dibakar tran sit aneka rongsokan. Kendati demikian,
ketika sudah kering. Mereka mengangkut keluarga ini mencoba untuk menjalani hidup
sisanya ke TPA. dengan ringan hati.
Anugerah Perwata Foto BPJS Ketenagakerjaan 2024 37

