Page 42 - Ebook Anugerah Pewarta Foto BPJS Ketenagakerjaan 2024
P. 42

Sutiono, Sugeng, dan tim angkut sampah        ‘Pekerjaan kotor’ ini tentu berisiko bagi
            ini adalah orang-orang esensial dalam lingkungan   kesehatan Sugeng dan timnya. Ada saja kisah
            masyarakat kita. Pada dasarnya kita tidak pernah   getir mereka di lapangan.
            sepenuhnya tahu ke mana sampah kita berakhir      “Sudah enggak kehitung kami digonggongi
            setelah kita membuangnya di keranjang sampah   anjing empunya rumah setiap kali kami ambil
            rumah.                                        sampah mereka. Tapi kayaknya lama-lama
                Yogyakarta dan banyak kota lain di Indonesia   mereka hapal sama kami. Yang lebih nyebelin
            mengalami krisis sampah yang tak berkesudahan.   lagi kalau empunya rumah ada jauh di dalam
            Ada banyak prakarsa warga dan masyarakat      rumah berpagar rapat tinggi, dan makan waktu
            sipil yang merasa terpanggil untuk lebih bijak   cukup lama untuk mereka mengeluarkan sampah.
            mengatasi persoalan sampah. Namun, tampaknya   Maunya sih, kami juga cepat saja selesai bekerja
            inisiatif-inisiatif ini tidak seberapa berdampak   di hari itu. Pekerjaan kami tidak hanya mengangkut
            ketika berhadap-hadapan dengan gelombang      sampah. Shif kami berlanjut hingga malam
            produksi sampah setiap harinya. Perilaku      hari di lokasi insinerator” Ujarnya.
            mencampur aneka sampah tanpa memilah              Tim angkut sampah ini menerima upah
            sejak dari rumah pun pada akhirnya membuat    yang masih di bawah UMR. Menurut data terkini
            tidak ada TPA (tempat pembuangan akhir)       Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Sugeng
            yang memadai.                                 adalah satu di antara 84 juta tenaga kerja
                Di Yogyakarta, TPA Piyungan akhirnya      informal di negeri ini. Meskipun upahnya saat
            ditutup permanen oleh Pemerintah Daerah.      ini tidak mampu menutup kebutuhan hidup
            Perusahaan-perusahaan perseorangan tempat     yang semakin melambung, Sugeng masih
            Sugeng bekerja pun akhirnya harus cari cara   menyimpan harap pekerja informal seperti
            lain untuk mengurangi muatan sampah di TPA    dirinya terlindungi jaring pengaman sosial
            alternatif yang tersedia. Salah satunya adalah   sebagaimana layaknya BPJS Ketenagakerjaan
            dengan membuat insinerator di tempat terideal   melindungi tenaga kerja formal.
            yang memungkinkan.                                Bagaimana pun, Sugeng ingin hidup secara
                “Kami pernah didatangi warga sekitar      layak dalam perjuangannya bekerja sebagai
            yang protes karena asap bakaran ini. Tetapi   tulang punggung keluarga. Ia berencana pulang
            juragan kami tanya balik ke mereka, ‘kalau    ke kampung halamannya di Wonogiri setelah
            kalian protes kami melakukan [pembakaran      puterinya memasuki usia sekolah dasar. Ia ingin
            sampah] ini, kalian pikir kami tidak lihat kalian   mewujudkan harapan ibu kandungnya yang
            membuang sampah ke sungai?’ Mereka diam       semakin menua, untuk dirawat oleh Sugeng,
            dan tidak pernah protes lagi,” ujar Sugeng.   putera satu-satunya yang masih hidup.





        38    Anugerah Perwata Foto BPJS Ketenagakerjaan 2024
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47